TIPS DAN TRIK PENYUSUNAN RENCANA BK DI SEKOLAH

BIMBINGAN DAN KONSELING

Tohirin (2015) mengemukakan bahwa dalam penyusunan rencana program bimbingan dan konseling di sekolah harus melibatkan berbagai pihak yang terkait, yaitu kepala sekolah, guru BK, para guru, tenaga administrasi, orangtua siswa, komite sekolah, dan tokoh masyarakat. Perencanaan program bimbingan dan konseling disekolah hal-hal yang perlu dipersiapkan yaitu:

Baca Juga: Yuk Kenali Apa Itu Prasangka

1.    Studi kelayakan

Tohirin (2015) mengemukakan bahwa studi kelayakan merupakan refleksi alasan-alasan diperlukannya suatu progra bimbingan. Studi kelayakan perlu dilakukan untuk melihat program mana yang lebih layak untuk dilaksanakan dalam bentuk layanan bimbingan terhadap siswa. Studi kelayakan  dapat diadakan disekolah dengan mengundang beberapa ahli bimbingan dari luar dan dapat dilaksanakan oleh guru BK yang sudah berpengalaman di lembaga yang bersangkutan dalam menyusun program yang akan dilakukakan. Kusmawati dan Sukardi (2008) mengemukakan bahwa studi kelayakan merupakan seperangkat kegiatan dalam mengumpulkan berbagai informasi tentang hal-hal yang dibutuhkan untuk penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan yaitu, sarana dan prasarana, pengendalian pelaksanaan program, pembiayaan kegiatan secara keseluruhan yang menunjang pelaksanaan program. Hikmawati (2011) mengemukakan bahwa studi kelayakan mengacu alasan diperlukan suatu program dan kebutuhan siswa yang dapat dipenuhi melalui program tersebut. Adapun hal-hal yang dijadikan acuan dalam mempraktikkan layanan bimbingan dan konsling sebagai berikut:

Baca Juga: Yuk Kenali Pengungkapan Diri

a. Melakukan penelaahan kebutuhan untuk mengukur dan menafsirkan keninginan, sikap, kepercayaan, serta tingkah laku objek bimbingan konseling.

b.  Menentukan kebutuhan pokok objek bimbingan dan konseling yang akan dilayani.

c.   Memilih prioritas layanan dan subjek sasaran untuk memenuhi kebutuhan objek bimbingan dan konseling.

Baca Juga: Teori Asosiasi

2.    Penyusunan  program bimbingan

Tohirin (2015) mengemukakan bahwa penyusunan program bimbingan dapat dilaukan oleh tenaga ahli bimbingan atau guru BK, konselor sekolah dan madrasah, atau koordinator BK dengan melibakan tenaga bimbingan yang lain. Penyusunan program bimbingan harus merujuk kepada kebutuhan sekolah dan madrasah secara umum dan lingkup layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Lingkup layanan bimbingandan konseling di sekolah dan madrasah dari aspek bidang pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu pengembangan pribadi, pengembangan sosial, pengembangan kegiatan belajar (akademik), pengembangan karier, pengembangan kehidupan berkeluarga, dan pengembangan bidang kehidupan beragama.

Baca Juga: Perkembangan Emosi

Tohirin (2015) mengemukakan bahwa dari aspek jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling, yaitu layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan atau penyaluran, layanan penguasaan konten, konseling perorangan, konseling kelompok, bimbingan kelompok, layanan konsultasi, dan layanan mediasi. Dari aspek pendukung yaitu, aplikasi instrumen, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus. Dari format layanan yaitu, format individual, kelompok, klasikal, lapangan, dan politik.

Baca Juga: Teori Memori Part 1

Tohirin (2015) mengemukakan bahwa dalam penyusunan rencana pogram bimbingan dan konseling hal yang harus diperhatikan yaitu, pola dasar dan strategi yang paling tepat untuk diterapkan, bidang atau lingkup bimbingan yang perlu diprioritaskan, jenis layanan yang sesuai dengan kebutuhan siswa, keseimbangan antara pelayanan bimbingan secara kelompok dan individual, pengaturan pelayanan konsultasi, cara mengadakan evaluasi program, pelayanan rutin dan insidental, tingkatan kelas yang akan mendapatkan bimbingan dan konseling, petunjuk dan instruksi yang diberikan oleh instansi yang berwenang. Penyusnan program BK merupakan tindak lanjut dari studi kelayakan yang dilaksanakan pada awal tahun ajaran.

Baca Juga: Teori Memori Part 2

3.    Penyediaan sarana fisik dan teknis

Tohirin (2015) mengemukakan bahwa sarana fisik merupakan semua peralatan atau perlengkapan yang diburuhkan program BK, seperti ruang tenaga kerja bimbingan (ruang kerja guru BK), lemari data, perpustakaan BK, ruang konsultasi, ruang tunggu, ruang tata usaha BK, peralatan administrasi, dan lain-lain. Sarana teknis merupakan alat atau instrumen yang diperlukan untuk melaksanakan pelayanan bimbingan seperti, tes baku, daftar check list, angket, format anekdot, daftar penilaian, kartu pribadi, dan lain-lain.

4.    Menentukan lingkup program

Tohirin (2015) mengemukakan bahwa sarana personel dalam penyusunan rencana program BK yaitu orang-orang yang akan dilibatkan dalam peyusunan program BK dan mereka akan diberi tugas apa. Orang-orang yang bisa dilibatkan dalam penyusunan rencana program BK di sekolah dan madrasah, yaitu konselor atau pembimbing, kepala sekolah, guru mata pelajaran, pegawai administrasi, perwakilan orangtua siswa, komite sekolah dan madrasah. Hikmawati (2011) mengemukakan bahwa lingkup program umum bimbingan  dan konseling sebagai berikut:

Baca Juga: Teori Belajar Part 1

a. Bimbingan pribadi meliputi layanan pengembangan kemampuan mengatasi masalah-masalah pribadi dan kepribadian, berkenaan dengan aspek-aspek intelektual, afektif, dan psikomotorik.

b.  Bimbingan sosial meliputi layanan pengembangan kemampuan dan mengatasi masalah sosial, dalam kehidupan keluarga, sekolah dan masyarakat, dalam bekerja sama dan berinteraksi dengan teman sebaya, orang dewasa, dan dengan siswa yang lebih muda.

c. Bimbingan belajar meliputi layanan mengoptimalkan perkembangan dan mengatasi masalah dalam proses pembelajaran bersama guru dan belajar mandiri baik di rumah maupun di sekolah.

d. Bimbingan karier meliputi layanan merencanakan dan mempersiapkan pengembangan karier.

Baca Juga: Teori Belajar Part 2

5.    Penyediaan anggaran biaya

Tohirin (2015)  mengemukakan bahwa dalam penyusunan rencana program BK di sekolah dan madrasah diperlukan kegiatan-kegiatan pendukung yaitu pertemuan staf bimbingan  dan hubungan dengan masyarakat, instansi yang terkait denga rencana program BK yang akan disusun. Ridwan (Hikmawati, 2011) mengemukakan bahwa terdapat tiga pendapatan yang dapat digunakan dalam penganggaran program bimbingan konseling sebagai berikut:

a.    Pendekatan subjektif, didasarkan pada pengalaman-pengalaman terdahulu.

b.    Pendekatan tugas, setiap satuan layanan dan kegiatan pendukungnya telah berisi tujuan yang hendak dicapai.

c. Pendekatan normatif, konselor menawarkan layanan unggulan kepada siswa, mengarahkan perhatian pada optimalisasi perkembangan siswa.

 Baca Juga: Teori Bahasa Part 1

Referensi:

Tohirin. (2015). Bimbingan dan Konseling: di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

 


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "TIPS DAN TRIK PENYUSUNAN RENCANA BK DI SEKOLAH"

Posting Komentar